Contoh Kerajinan Limbah Tekstil Dan Cara Membuatnya | Ragam Kerajinan Tangan
08.50 Kerajinan Limbah Tekstil Dan Cara Membuat - Ragam Kerajinan Tangan. Limbah tekstil yaitu limbah yang dihasilkan dalam sistem pengkanjian , sistem pembatalan kanji , penggelantangan , pemasakan , merserisasi , pewarnaan , pencetakan dan sistem penyempurnaan. Sistem penyempurnaan kapas menghasil kan limbah yang semakin banyak dan lebih kuat daripada limbah dari sistem penyempurnaan bahan sistesis. Makara , kerajinan limbah tekstil yaitu satu karya tangan atau prakarya kerajinan tangan yang dihasilkan oleh buangan dari satu sistem produksi baik industri ataupun domestik (rumah tangga).
Berikut ini isi artikel referensi kerajinan limbah tekstil dan cara membuatnya :
- PROSES PEMBUATAN TEKSTIL
- SUMBER LIMBAH
- JENIS LIMBAH
- PENANGANAN LIMBAH
- PEMANFAATAN LIMBAH
- Tehnik konduksi dalam kerajinan limbah tekstil
- Bermacam Karya Kerajinan Limbah Tekstil
- Unsur Estetika dan Ergonomis Karya Kerajinan Limbah Tekstil
- Manfaat Karya Kerajinan Limbah Tekstil
- Unsur Estetika dan Ergonomis Karya Kerajinan Limbah Tekstil
- Motif macam hias pada Kerajinan Limbah Tekstil
PROSES PEMBUATAN TEKSTIL
Serat buatan dan serat alam (kapas) dirubah jadi barang jadi tekstil dengan memakai rangkaian sistem. Serat kapas dibikin bersih ketika sebelum dikumpulkan jadi benang. Pemintalan merubah serat jadi benang. Saat sebelum sistem penenunan atau perajutan , benang buatan ataupun kapas dikanji supaya serat jadi kuat dan kaku. Zat kanji yang umum dipakai yaitu pati , perekat gelatin , getah , polivinil alkohol (PVA) dan karboksimetil selulosa (CMC). Penenunan , perajutan , pengikatan dan laminasi yaitu merupakan proses kering.
Setelah penenunan serat di hilangkan kanjinya dengan asam (untuk pati) atau cuma dengan air (untuk PVA atau CMC). Penghapusan kanji pada kapas mampu menggunakan enzim. Kerap pada ketika yang sama juga dengan pengkanjian , dipakai erosi (pemasakan) dengan larutan alkali panas untuk menyingkirkan kotoran dari kain kapas. Kapas dapat juga dimerserisasi dengan perendaman dalam natrium hidroksida , dilanjutkan pembilasan dengan air atau asam untuk lebih meningkatkan kekuatannya.
Penggelantangan dengan natrium hipoklorit , peroksida atau asam perasetat dan asam borat bakal memutihkan kain yang disiapkan untuk pewarnaan. Kapas membutuhkan pengelantangan yang lebih ekstensif dari pada kain buatan (seperti pendidihan dengan soda bubuk dan peroksida).
Pewarnaan serat , benang dan kain mampu dikerjakan dalam tong atau mungkin dengan menggunakan sistem kontinyu , namun umumnya pewarnaan tekstil dilakukan setelah ditenun. Di Indonesia denim biru (kapas) dicat dengan zat warna. Kain dibasuh di antara kegiatan pemberian warna. Pencetakan memberi warna dengan pola spesifik pada kain dilakukan di atas rol atau kasa.
SUMBER LIMBAH
Larutan pembasmi kanji umumnya pribadi saja dibuang dan ini memiliki kandungan zat kimia pengkanji dan pembasmi kanji pati , PVA , CMC , enzim , asam. Penghapusan kanji umumnya menawarkan kan BOD paling banyak di banding dengan proses-proses lain. Pemasakan dan merserisasi kapas dan pemucatan keseluruhan bagian kain merupakan sumber limbah cair yang utama , yang membuahkan asam , basa , COD , BOD , padatan tersuspensi dan beberapa zat kimia. Proses-proses ini membuahkan limbah cair dengan volume besar , pH yang sangatlah beragam dan beban pencemaran yang bergantung pada sistem dan zat kimia yang dipakai. Pewarnaan dan pembilasan membuahkan air limbah yang berwarna dengan COD tinggi dan beberapa bahan lain dari zat warna yang digunakan , mirip fenol dan logam. Di Indonesia zat warna berdasarkan logam (krom) sedikit digunakan. Sistem pencetakan akan dapat menghasilkan limbah yang lebih sedikit dari pada pewarnaan.
JENIS LIMBAH
1 Logam berat terlebih As , Cd , Cr , Pb , Cu , Zn.
2 Hidrokarbon terhalogenasi (dari sistem dressing dan finishing)
3 Pigmen , zat warna dan pelarut organic
4 Tensioactive (surfactant)
PENANGANAN LIMBAH
1 Langkah pertama untuk mengecilkan beban pencemaran dari operasi tekstil yaitu acara pengelolaan air yang efisien dalam pabrik , memakai :
- Pengukur dan pengatur laju alir
- Pengendalian permukaan cairan untuk dapat mengurangi tumpahan
- Pemeliharaan alat dan pengendalian kebocoran
- Pengurangan penggunaan air untuk tiap-tiap proses nya
- Otomatisasi sistem atau pengendalian sistem operasi dengan cara cermat
- Pemakaian kembali alir limbah proses yang satu untuk menambahkan (make-up) dalam proses lain (umpamanya limbah merserisasi untuk bikin penangas pemasakan atau penggelantangan)
- Sistem kontinyu akan lebih baik daripada sistem batch (tak kontinyu)
- Pembilasan dengan fatwa berlawanan
2 Pergantian dan pengurangan penggunaan zat kimia dalam sistem mesti di check juga :
- Pergantian kanji dengan kanji buatan untuk kurangi BOD
- Penggelantangan dengan peroksida akan menghasilkan limbah yang kandungannya kurang kuat dari pada penggelantangan pemasakan hipoklorit
- Pergantian beberapa zat pendispersi , pengemulsi dan perata yang membuahkan BOD tinggi dengan yang BOD-nya lebih rendah.
3 Zat pewarna yang tengah digunakan bakal memastikan aksara dan kandungan limbah sistem pewarnaan. Pewarna dengan dasar pelarut mesti ditukar pewarna dengan dasar air supaya dapat mengurangi banyak fenol dalam limbah. Apabila dipakai pewarna yang memiliki kandungan logam mirip krom , mungkin saja dibutuhkan reduksi kimia dan pengendapan dalam pemrosesan limbahnya. Sistem pembatalan logam membuahkan lumpur yang sulit di proses dan sulit dibuang. Pewarnaan dengan permukaan kain yang terbuka mampu kurangi jumlah kehilangan pewarna yg tidak bermakna.
4 Pemrosesan limbah cair dikerjakan jikalau limbah pabrik memiliki kandungan zat warna , jadi fatwa limbah dari sistem pencelupan mesti dipisahkan dan di proses sendiri. Limbah operasi pencelupan mampu di proses dengan efisien untuk menyingkirkan logam dan warna , bila memakai flokulasi kimia , koagulasi dan penjernihan (dengan tawas , garam feri atau poli-elektrolit). Limbah dari pemrosesan kimia mampu digabung dengan keseluruhan fatwa limbah yang lain untuk dilanjutkan ke pemrosesan biologi.
Bila pabrik memakai pewarnaan dengan cara terbatas dan memakai pewarna tanpa ada krom atau logam lain , maka paduan limbah kerap di proses dengan pemrosesan biologi saja , setelah penetralan dan ekualisasi. Beberapa cara biologi yang sudah dapat dibuktikan efisien yaitu laguna aerob , parit oksidasi dan lumpur aktif. System dengan laju alir rendah dan pemakaian daya yang rendah lebih disenangi lantaran cost operasi dan pemeliharaan lebih rendah. Kolom percik merupakan cara yang murah walau demikian efisiensi untuk menyingkirkan BOD dan COD sangatlah rendah , dibutuhkan lagi pemrosesan kimia atau pemrosesan fisik untuk melaksanakan perbaikan daya kerjanya.
Untuk beroleh BOD , COD , padatan tersuspensi , warna dan parameter lain dengan kandungan yang sangatlah rendah , sudah dipakai pemrosesan yang lebih unggul yakni dengan memakai karbon aktif , saringan pasir , penukar ion dan penjernihan kimia.
PEMANFAATAN LIMBAH
Industri tekstil sedikit membuahkan banyak limbah padat. Lumpur yang dihasilkan pemrosesan limbah dengan cara kimia yaitu sumber paling utama limbah pada pabrik tekstil. Limbah lain yang mungkin saja butuh diakukan yaitu bekas kain , bekas minyak dan lateks. Alternatif pemakaian bekas kain yaitu mampu dipakai juga sebagai bahan tas kain yang terbagi dalam potongan kain-kain yg tidak terpakai , mampu pula dipakai juga sebagai isi bantal dan boneka juga sebagai pengganti dakron.
Lumpur dari pemrosesan fisik atau kimia mesti di hilangkan airnya dengan saringan plat atau saringan sabuk (belt filter). Bila pewarna yang digunakan tak memiliki kandungan krom atau logam lain , lumpur mampu ditebarkan di atas tanah. Bila lumpur memiliki kandungan logam , jadi ia mesti disimpan di daerah yang aman , sampai ada satu daerah pemrosesan limbah beresiko yang di kembangkan di Indonesia , dan yang ada pada sekarang ini yaitu Pemrosesan Limbah Bahan Beresiko dan Beracun (B-3) di Cilengsi , Kabupaten Bogor , Jawa Barat.
Pemakaian Limbah Tektil Makara Kerajinan Limbah Tekstil
Tehnik konduksi dalam kerajinan limbah tekstil :
1. CETAK SARING/SABLON
2. BATIK Tehnik hiasi permukaan kain dengan memakai screen. Tehnik hiasi permukaan kain memakai malam batik dengan pewarnaan alami dan buatan
3. MAKRAME Tehnik membuat susunan dengan memakai beragam simpul/ikatan.
4. JAHIT Tehnik pembuatan satu karya kerajinan yang terbuat dari guntingan/potongan kain lewat cara dijahit sesuai sama design.
5. SULAM/BORDIR
6. TENUN DAN TAPESTRI Tehnik hiasi permukaan kain memakai benang sulam yang ditangani dengan cara manual ataupun masinal. Tehnik membuat susunan lewat cara menyilangkan benang pakan di antara benang lusi.
Bermacam Karya Kerajinan Limbah Tekstil
Type product kerajinan limbah tekstil terdiri jadi dua grup yakni :
1. Benda Hias
2. Benda Pakai
Manfaat Karya Kerajinan Limbah Tekstil
Dengan cara garis besar , manfaat kerajinan limbah tekstil terdiri atas :
1. Beberapa produk seni kriya banyak di ciptakan untuk berperan juga sebagai bendabenda pajangan. Dengan berperan juga sebagai benda pajangan , jadi nilai estetik sangatlah diperlukan.
2. Di samping sebatas juga sebagai benda pajangan , banyak kita temui mempunyai manfaat praktis , lantaran manfaat yaitu hal yang diutamakan dalam kerajinan Tekstil.
3. Di samping juga sebagai benda pajangan dan terapan , karya seni kriya juga berperan juga sebagai benda mainan. Walau juga sebagai benda mainan , karya seni kriya type ini terus menjaga nilai-nilai estetika.
4. Kerajinan limbah tekstil juga sangatlah diharapkan juga sebagai akomodasi pelestarian alam.
Unsur Estetika dan Ergonomis Karya Kerajinan Limbah Tekstil
Unsur Estetika yaitu usnsur keindahan bentuk , senantiasa tergantung pada sentuhan keindahan. Karenanya , dalam penciptaannya , seseorang pengrajin mesti kuasai unsur-unsur seni mirip garis , bentuk , warna , komposisi dan sebagainya dari benda memiliki bahan baku limbah tekstil yang bakal dibuatnya. Sedang unsur ergonomis yaitu dalam teori design di kenal prinsip form follow function , yakni bentuk design ikuti manfaat. Makara Unsur ergonomis yaitu unsur tekstil yang memprioritaskan kenyamanan dalam pemakaian nya umpamanya baju batik atau baju berbahan kain tenun. Ada tiga segi design yang perlu dipenuhi bila satu product design mau dikira sukses , yakni product design mesti mempunyai segi keamanan (safety) , kenyamanan (ergonomi) dan keindahan (estetika).
Motif macam hias pada Kerajinan Limbah Tekstil
Ragam hias yaitu karya seni rupa yang di ambil dari bentukbentuk flora , fauna , profilatif , dan bentuk geometris. Ragam hias itu mampu diaplikasikan pada media dua dan tiga dimensi.
1. Ragam Hias Flora Flora juga sebagai sumber objek motif macam hias mampu didapati nyaris di semua pulau di Indonesia. Macam hias dengan motif flora gampang didapati pada beberapa barang seni mirip batik , goresan , dan tenunan.
2. Ragam Hias Fauna Macam hias fauna yaitu bentuk gambar motif yang di ambil dari hewan spesifik. Hewan biasanya sudah alami pergantian bentuk atau style. Sebagian hewan yang umum digunakan juga sebagai objek macam hias yaitu kupu-kupu , burung , kadal , gajah , dan ikan.
3. Ragam Hias Geometris Macam hias geometris yaitu motif hias yang di kembangkan dari bentukbentuk geometris dan lalu digayakan sesuai sama selera dan imajinasi pembuatnya. Macam hias geometris dapat juga di buat dengan memadukan bentuk-bentuk geometris ke satu motif macam hias.
4. Ragam Hias Profilatif Bentuk macam hias profilatif berbentuk objek insan yang digambar dengan memperoleh penggayaan bentuk. Macam hias profilatif umumnya ada pada bahan tekstil ataupun bahan kayu , yang sistem membuatnya mampu dikerjakan lewat cara menggambar.
Demikianlan para pembaca ragam kerajinan tangan. Kali ini kita telah membahas mengenai referensi kerajinan limbah tekstil dan cara membuatnya. Anda memiliki contoh-contoh kerajinan limbah tekstil? Silahkan di share do kolom komentas. Semoga ragam kerajinan tangan semkin bermanfaat bagi kita semua.
0 komentar